Menilik Kelas Sosial Pada Klan Hyuga Dalam Kacamata Relasi Kuasa Michel Foucault

Menilik Kelas Sosial Pada Klan Hyuga Dalam Kacamata Relasi Kuasa Michel Foucault

Terbentuknya keluarga atau kelompok sosial dalam suatu daerah tertentu berbanding lurus dengan suburnya pertumbuhan di masyarakat. Daerah yang luas akan menunjang perkembangan kelompok-kelompok sosial tersebut, dan dalam sebuah kelompok sosial akan terdapat peraturan atau norma masyarakat yang mengikat setiap individu baik berbentuk tulisan maupun secara lisan dan wajib untuk diterapkan. Norma yang terbentuk dalam satu kelompok sosial akan berbeda dengan kelompok sosial lainnya, tersila pola asuh dan pendidikan yang melatarbelakangi kelompok tersebut. Perkembangan kelompok sosial yang tinggi cukup untuk memunculkan kelas-kelas sosial. Kelas sosial dapat terjadi secara terstruktur ataupun tidak. Dalam kelas sosial yang terstruktur memiliki misi yang dibentuk untuk kepentingan kelompok tersebut. Meski dalam tujuannya adalah untuk menggolongkan satu individu dengan individu yang serupa sehingga akan tercipta peta untuk mengaturnya, namun kelas sosial acap kali yang mendalangi permasalahan pada tubuh kelompok masyarakat tersebut.

Mulai dari iri terhadap kelompok yang memiliki strata lebih rendah, tidak meratanya bantuan dan fasilitas yang dapat diakses sampai sikap sara yang diterima oleh strata rendah. Pembagaian kelas sosial juga merubah pola pada kelompok tersebut yang mencakup pada kebiasaan, norma sampai tradisi, sesuai kata Karl Marx “pelaku utama pada perubahan sosial bukanlah individu tertentu, tetapi kelas- kelas sosial”.

Klan Hyuga adalah keturunan dari Klan Otsutsuki, khususnya keturunan Hamura Otsutsuki. Dalam lingkup Konohagakure, Klan Hyuga merupakan salah satu dari klan terkuat dan pemilik Kekkei Genkai legendaris Byakugan. Pada Klan Hyuga, kelas sosial terbagi menjadi dua; Keluarga Utama (Soke) dan Keluarga Cabang (Bunke). Pada Klan Hyuga kelas sosial diciptakan bersifat preventif untuk melindungi Byakugan dari pihak-pihak yang ingin merebutnya. Keluarga Utama menjalankan keluarga sedangkan Keluarga Cabang memiliki tugas untuk melindungi dan melayani Keluarga Utama. Pada setiap dahi anggota Keluarga Cabang terdapat segel terkutuk yang ditanamkan oleh Keluarga Utama saat pewaris Keluarga Utama memasuki tahun ketiga kelahiran. Segel tersebut memiliki dua tujuan; melindungi Byakugan dan mengendalikan mutlak Keluarga Cabang, karena hanya dengan segel tangan sederhana dari Keluarga Utama, Keluarga Cabang bisa merasakan sakit yang dapat merusak sel-sel di kepala mereka. Segel terkutuk hanya akan hilang ketika anggota Keluarga Cabang meninggal dan menyebabkan Byakugan tersegel.

Baca Juga  Filsafat Eksistensialisme Gaara Dalam Menentukan Jalan Nasibnya Sendiri

Michel Foucault dalam teorinya Relasi Kuasa, menyebutkan ada dua unsur penting yang meliputi relasi kuasa. Pertama adalah hierarkis dalam kelompok atau tanpa kelompok. Kedua adalah ketergantungan, yang berarti satu strata bergantung dengan strata lainnya karena status sosial, budaya atau ekonomi. Ketika kedua unsur relasi kuasa tersebut diketahui oleh satu subjek atau individu maka akan memiliki peluang menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan. Lebih lanjut, Foucault mengatakan jika kekuasaan tidak dipahami sebagai properti atau posisi, melainkan sebagai sebuah strategi dalam masyarakat yang melibatkan pertalian yang beragam. Keluarga Utama bergantung kepada Keluarga Cabang dalam hal mempertahankan eksistensi mereka, memenuhi kedua unsur relasi kuasa di atas, yaitu hieharkis dan bergantung karena status sosial, ditambah dengan kesadaran individu atau subjek. Klan Hyuga yang menggunakan segel pada anggota Keluarga Cabang menerapkan sovereign power secara represif, menggunakan otoritas mereka untuk melakukan penghukuman, memaksa Keluarga Cabang tunduk dan terikat pada aturan-aturan yang sebenarnya memberatkan mereka.

Hal tersebut membuat banyak anggota Keluarga Cabang yang membenci Keluarga Utama, secara diskursus ini tidak bisa disalahkan melihat Keluarga Utama yang menitikberatkan beban besar pada Keluarga Cabang yang notabene sedarah dengan mereka. Namun, Keluarga Utama tidak dapat sepenuhnya disalahkan karena melihat dari tingginya risiko menjadi bagian dari keluarga dengan Kekei Genkai yang diincar banyak musuh. Seperti ketika Perang Dunia Ninja yang membuat seluruh ninja di desa ikut terjun, Segel Terkutuk dibuat untuk menghindari pencurian jasad paska perang. Ada juga ketika Peristiwa Hyuga, saat Hinata Hyuga diculik oleh Kepala Ninja dari Kumogakure yang berujung dengan penuntutan Kumogakure-yang tidak mengakui jika salah satu ninjanya menculik anggota Klan Hyuga-atas mayat Hiashi Hyuga karena telah membunuh Kepala Ninja tersebut. Untuk menghindari perang, Sandaime menandatangani perjanjian damai dan mengorbankan Hizashi Hyuga dari Keluarga Cabang sebagai ganti dari Hiashi yang merupakan Keluarga Utama, dengan maksud ketika mayat Hizashi dikirimkan ke Kumogakure berserta Byakugan yang telah tersegel.

Baca Juga  Menepis Tuduhan Korupsi Harta Warisan Minato yang Dilakukan Oleh Hiruzen Sarutobi

Foucault menyebutkan jika pengetahuan sebagai episteme, yaitu bentuk pengetahuan yang telah diteguhkan sebagai pemaknaan terhadap situasi tertentu pada suatu zaman. Dalam cara pandang episteme, pengetahuan tidak dilihat hanya dari benar dan salah, tetapi dalam mungkin dan tidak mungkin yang dilakukan oleh subjek. Terkonstruksinya pemikiran episteme dalam masyarakat tentu melibatkan kekuasaan, sehingga tindak-tunduk sosial subjek memiliki independensi tertentu dan klaim atas kebenaran tertentu. Selinear dengan pemaparan diatas, ketakutan-ketakutan Klan Hyuga yang berdasar tersebut mendorong petinggi Klan untuk membuat tradisi Segel Terkutuk. Mengutip kalimat Nietzsche “bahwa tidak ada suatu kebenaram atau pengetahuan yang bersifat final dan universal” sejalan dalam kasus kelas sosial yang dialami oleh Klan Hyuga, karena kebenaran yang dibentuk oleh episteme tidak berkembang secara evolutif dan linear, tetapi melalui proses pergeseran dari satu bentuk ke bentuk yang lain secara fragmentaris dan otoritarif dari masa tertentu.

Ini dibuktikan dengan perubahan dalam tubuh klan Hyuga yang tidak terlalu mementingkan kelas sosial mereka selepas Neji Hyuga mengeluarkan isi hatinya atas kekecewaaan dan dendamnya atas Keluarga Utama yang ia nilai mengorbankan Ayahnya, Hiashi Hyuga, demi kepentingan klan Hyuga, namun yang sebenarnya terjadi adalah Hiashi mengorbankan diri bukan untuk klan Hyuga tetapi untuk melindungi Konohagakure dan Hizashi sebagai saudara bukannya untuk menunaikan tugasnya sebagai Keluarga Cabang. Gap yang terdapat pada klan Hyuga berangsur menghilang setelah Hiashi meminta maaf secara langsung kepada Neji dan Neji memaafkan Keluarga Utama. Tulisan ini ditutup dengan kalimat Foucault “jika kekuasaan bukan sesuatu yang diraih lalu berhenti, melainkan dijalankan dalam berbagai relasi dan terus bergerak. Kekuasaan tidak dapat dipisahkan oleh pengetahuan dan pengetahuan dibentuk oleh kekuasaan.”

Baca Juga  Kesadaran Akan Waktu Edward Newgate - Shirohige

Penulis: Leci

Leci, manusia setengah Thinker yang menggilai rasi bintang Orion dan Canis Major khususnya Sirius. btw bisa dihubungi lewat ig: @canismajor.orion dengan pp kucing mangap.