Wednesday , October 15 2025
Analisis Karakter Tohru Honda dari Fruit Basket Ketika Penerimaan Diri Menjadi Sebuah Kekuatan

Analisis Karakter Tohru Honda dari Fruit Basket: Ketika Penerimaan Diri Menjadi Sebuah Kekuatan

Fruits Basket adalah sebuah serial manga bergenre shoujo yang digarap oleh Natsuki Takaya. Serial ini sempat populer pada akhir era 1990-an dan awal 2000- an, namun kembali muncul ke permukaan dan menjadi alternatif bacaan bagi para penggemar manga shoujo ketika adaptasi serial anime terbarunya tayang pada tahun 2019 hingga 2021 lalu. Meski memiliki aspek romansa yang kental seperti anime dan manga shoujo kebanyakan, Fruits Basket juga memuat berbagai isu psikologis yang kadang terjadi dalam kehidupan nyata.

Melalui cerita dari masing-masing para anggota klan Sohma, pembaca ataupun penonton dapat mengetahui watak para karakter yang sebenarnya, alasan di balik mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan, serta trauma transgenerasional yang mereka hadapi akibat kutukan roh zodiak yang terjadi dalam klan mereka. Salah satu karakter yang dapat dikenal lebih dekat adalah sang tokoh utama, Tohru Honda.

Selain memiliki sejumlah sifat positif seperti baik hati, selalu optimis, perhatian, dan merawat orang-orang di sekitarnya dengan baik, ia juga memiliki peran healing atau menawarkan kelegaan kepada semua karakter. Hal ini dibuktikan dengan bagaimana gadis itu selalu mengutamakan kenyamanan dan mau mendengarkan orang lain-terutama dua sahabatnya di sekolah, Arisa dan Hanajima, serta segenap anggota klan Sohma- dengan saksama apabila mereka butuh tempat mencurahkan isi hati atau berbicara mengenai masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan pribadi masing- masing.

Setelah mendengarkan cerita dari mereka, Tohru mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang sebetulnya mereka inginkan dan karakter mereka yang sesungguhnya. Terkadang situasi yang dialami oleh beberapa orang juga merupakan sesuatu yang pernah dia alami sebelumnya, sehingga Tohru juga dapat merasakan apa yang menjadi sumber luka batin maupun kesulitan yang mereka alami. Tapi, Tohru akan berusaha pula untuk membantu mereka menyelesaikan segenap masalah yang dihadapi sampai pada akarnya yang paling dalam. Ini menjadikan Tohru sebagai sesosok karakter utama dengan kemampuan empati yang luar biasa terhadap orang lain. Oleh karena itu, banyak anggota klan Sohma yang merasa bahwa mereka telah menemukan pribadi yang memahami mereka dalam diri Tohru dan perasaan yang mereka tervalidasi. Mereka pun juga mulai mendapatkan pandangan yang berbeda dan lebih positif, serta kata- kata penyemangat dari Tohru mendorong mereka untuk menjalani hidup dengan lebih baik.

Baca Juga  Menepis Tuduhan Korupsi Harta Warisan Minato yang Dilakukan Oleh Hiruzen Sarutobi

Akan tetapi, ada satu hal yang jarang diperhatikan para karakter lainnya dalam Fruits Basket, termasuk oleh pembaca atau penonton. Menjadi seseorang dengan kemampuan empati yang luar biasa memang baik dan menunjukkan bahwa ia tidak memikirkan dirinya sendiri, namun emosi Tohru rentan terkuras habis. la senang dan menemukan kenyamanan serta penghargaan dirinya dalam upayanya untuk mengerti orang lain, tapi ia perlahan melupakan hal yang paling penting dalam hidupnya, yaitu dirinya sendiri.

Hal ini sudah terlihat ketika Tohru masih belia. Sepeninggal ayahnya, ibu Tohru, Kyoko, pernah meninggalkan Tohru karena tak kuasa menghadapi duka mendalam yang ada dalam hatinya. Tohru berpikir bahwa kepergian Kyoko pada saat itu ada hubungan dengan ayahnya.

Ketika Kyoko kembali ke rumah, ia mendapati Tohru menggunakan kata-kata sopan yang biasanya hanya diucapkan oleh ayahnya. Tohru merasa hal itu akan membuat ibunya bahagia dan ingin hidup bersamanya di rumah.

Selain itu, karena Tohru memikirkan dan menghargai perasaan orang lain, ia seakan terkekang dan tidak dapat mengekspresikan pemikiran dan perasaannya sendiri. la tidak dapat meminta tolong kepada orang lain, termasuk orang-orang terdekatnya, ketika ibunya meninggal dunia, untuk mencarikannya tempat tinggal.

Baca Juga  Dilema World Government: Shichibukai, Oligarki dan Idealisme

Karena dirasa dapat menjadi beban bagi orang lain, Tohru memutuskan untuk hidup mandiri sebelum akhirnya berkenalan dan tinggal di rumah klan Sohma. Pada titik ini, seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya orang lain yang perasaannya telah ia utamakan, Tohru telah gagal memerhatikan dirinya sendiri. la menganggap bahwa dirinya tidak sepenting orang-orang lain yang ada di sekitarnya dan, sebagai akibatnya, kurang menghargai diri sendiri. Padahal, sejatinya, diri sendiri adalah hal yang satu-satunya harus dijaga seseorang sepanjang hidupnya.

Karena Tohru menemukan penghargaan dirinya dalam diri orang lain, ia harus belajar dari mereka tentang cara menghargai dirinya sendiri. Beruntung gadis ini dikelilingi oleh orang-orang baik dan perhatian. Salah satu karakter yang tinggal bersama dengan Tohru, Kyo Sohma, berkata, “Memiliki empati dan kebaikan hati itu memang tidaklah buruk, tapi jika itu sudah sampai mengorbankan diri sendiri, itu sudah tidak berarti lagi.”

Melalui semua pengingat itu, Tohru pun belajar untuk mendengarkan dirinya sendiri dan penerimaan terhadap dirinya sendiri amatlah penting. Dirinya juga berharga dan berhak untuk merasa bahagia dalam hidupnya. la juga mulai tak ragu untuk menyuarakan permasalahannya, mengekspresikan dirinya sendiri, dan mulai menerima dirinya sendiri sebagai pribadi yang pantas menerima kebahagiaan. Ini ditunjukkan dengan bagaimana ia mulai berjuang untuk apa yang ia yakini dan tak ragu mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain, termasuk rasa sukanya terhadap Kyo.

Baca Juga  Terbukti Pernah Melanggar Hukum Internasional, Naruto Harus Mundur dari Jabatannya Sebagai Hokage

Dengan melakukan hal ini, Tohru telah mengubah apa yang dianggap sebagai kelemahannya menjadi kekuatan. la kerap kali berkata bahwa apa yang ia lakukan adalah hal yang egois, namun ia memutuskan untuk berjuang demi kebahagiaannya agar tak perlu ada orang lain yang menderita lagi.

Hal inilah yang menuntunnya menjadi pribadi yang membantu memutus rantai kutukan zodiak di klan Sohma, mengakhiri trauma yang mengungkung hidup mereka selama ini. Tohru Honda

menjadi bukti bahwa penerimaan terhadap diri sendiri amatlah penting dan dapat menjadi kekuatan bagi kita. Ia juga menunjukkan bahwa karakter utama dalam sebuah manga shoujo yang terlihat pasif tidak selalu lemah-ia juga bisa kuat dengan caranya sendiri, serta menjadi contoh nyata bahwa perempuan dapat berjuang untuk apa yang mereka yakini dengan kelebihan masing-masing.

Penulis: Nadia Theresa J

Cewek biasa yang suka menonton anime, membaca manga, menonton film, dan jalan-jalan. Sangat suka karya-karya sastra Jepang. Resensi-resensi bukunya dapat dilihat di @emonymphreads.