Dalam bukunya yang berjudul Leviathan, Thomas Hobbes sudah mewanti-wanti kondisi yang terjadi dalam politik internasional adalah “bellum omnium contra omnes” atau perang semua melawan semua. Kondisi itu dikuatkan oleh Hans J. Morgenthau yang menyebut politik internasional-seperti politik lainnya- adalah bentuk struggle for power. Menandakan bahwa memang kehadiran politik internasional-dalam hal ini yang memiliki peran adalah negara-tidak akan terlepas dari konflik satu sama lain untuk mempertahankan diri dengan berusaha memperoleh kekuasaan.
Attack on Titan, adalah penggambaran yang menarik dari bagaimana kondisi politik internasional sebagai struggle for power itu terjadi. Semesta Attack on Titan adalah semesta yang anarki; artinya tidak adanya bentuk atau suatu pemerintahan dunia di atas negara-negara karena setiap negara di sana memiliki kedaulatan yang setara dalam sistem internasional. Karena kesetaraan itu, setiap negara berhak untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui cara apa pun: salah satunya adalah melalui kekuatan militer.
Sebelum melangkah lebih jauh, yang perlu dipahami dari semesta Attack on Titan, adalah semesta ini tidak bisa dipandang sebagai semesta yang chaos semata. Attack on Titan menciptakan sebuah semesta yang lebih kompleks; yang memiliki sistem atau struktur yang mengatur dan yang lebih penting-di dalamnya terdapat sebuah otoritas yang berdaulat untuk mengendalikan kepentingan nasional lewat kebijakan domestik maupun kebijakan luar negeri. Memang bila kita melihatnya dari awal cerita, semesta Attack on Titan hanya dilihat sebagai peperangan komunal manusia dengan monster yang dikatakan sebagai hukuman dari Tuhan.
Namun, setelah Eren Yeager sang tokoh utama membuka kebenaran yang selama ini diperselisihkannya, terbuktilah bahwa kekuatan Titan bukan serta-merta azab dari kebesaran Ilahiah, melainkan kekuatan yang dirawat oleh sebuah bangsa “di seberang laut” bernama Marley untuk mempertahankan dan mendapatkan kekuasaan sebagai sarana mereka agar dapat survive dari kondisi yang disebut oleh Thomas Hobbes di atas.
Semesta yang anarki akhirnya membuat negara-negara dalam Attack on Titan harus mengandalkan diri sendiri untuk mempertahankan keberlangsungannya dalam politik internasional. Sebagai salah satu contoh, Marley merupakan negara yang memiliki kekuatan Titan untuk kepentingan militer, sehingga dari kepemilikan tersebut mereka memanfaatkan kekuatan Titan untuk menyerang dan melakukan invansi, sekaligus sebagai kekuatan defensif untuk perlindungan diri mereka. Bangsa Eldia yang tinggal di Pulau Paradis adalah musuh dari Marley, mereka memiliki rivalitas yang telah berlangsung sejak lama. Kekuatan yang tidak seimbang dalam politik internasional antara kedua bangsa akibat pengaruh sosial-politik di masa lalu, membuat bangsa Eldia yang tinggal di pulau Paradis memiliki kerentanan dalam keberlangsungan mereka sebagai bangsa akibat kehadiran dari bangsa Marley.
Kerentanan itu membuat bangsa Eldia mencari cara agar mampu menyeimbangkan kondisi mereka dalam dinamika politik internasional bersama dengan negara lain di semesta tersebut akibat ancaman yang dimilikinya.
Kepentingan nasional yang paling dasar bagi sebuah bangsa adalah membuat bangsanya tetap bertahan dalam kondisi apa pun. Oleh karena itu, ketika Eldia telah melihat Marley sebagai sebuah ancaman lewat kekuatan ekspansifnya, mereka melakukan cara-cara seperti inovasi kekuatan militer, hingga pemanfaatan kekuatan Titan yang dimiliki oleh bangsa Eldia dengan melakukan serangan balasan agar bisa bertahan maupun sebagai bentuk perlawanan kekuatan besar dalam politik internasional.
Salah satu konsekuensi dari semesta yang anarki dalam politik internasional, adalah setiap negara memiliki dilema keamanannya masing-masing yang akhirnya membuat kecurigaan satu sama lain sebagai pihak yang mengancam kepentingan nasionalnya.
Kecurigaan ini membuat setiap negara merasa tidak aman dengan kehadiran bangsa lainnya dan memutuskan untuk berperilaku kompetitif agar keuntungan atau keberlangsungannya tidak direbut oleh negara lain.
Dilema keamanan itu pun membuat Marley tetap menganggap Eldia sebagai sebuah ancaman terlepas dari perbedaaan kekuatan yang dimiliki oleh kedua bangsa. Oleh karena itu, demi menghindari bangsa Eldia tumbuh menjadi ancaman besar sesungguhnya, mereka
memutuskan untuk mengakumulasi kekuatan mereka dengan melakukan ekspansi terhadap bangsa Eldia yang mulai mencoba mengimbangi kekuatan mereka demi keberlangsungan bangsanya di masa depan.
Begitupun dengan bangsa Eldia yang mengetahui ancaman keamanan menghantui mereka yang hadir lewat bangsa Marley, mereka turut mencoba mengimbangi kekuatan dan kekuasaan Marley dengan berbagai cara demi tetap eksis dalam politik internasional.
Struggle for power yang dikatakan Morgenthau memiliki peranan penting bagi negara untuk menciptakan keamanan dan keberlangsungan negara dalam mewujudkan kepentingan nasional mereka yang paling dasar dalam politik internasional yang bersifat anarki. Oleh karena itu, akumulasi kekuatan dan kekuasaan adalah cara yang setidaknya paling tepat pada masa itu bagi sebuah bangsa agar tetap survive ketika berdinamika dalam kondisi yang disebut Thomas Hobbes sebagai perang semua melawan semua.
Hal di atas bisa dilihat dari apa yang dilakukan oleh kedua bangsa Eldia dan Marley dalam semesta Attack on Titan yang berjuang menggapai kekuatan dan kekuasaan agar mampu bertahan dalam situasi pelik dengan berbagai ancaman yang yang hinggap hinggap dalam politik internasional yang mereka jalani sebagai sebuah bangsa.
Penulis: Pikri Alamsyah