Wednesday , October 15 2025
Stigma Brengsek Warga Konoha terhadap Jinchuriki Beratnya Masa Kecil Uzumaki Naruto

Stigma Buruk Warga Konoha terhadap Jinchuriki: Beratnya Masa Kecil Uzumaki Naruto

Stigma berasal dari bahasa yunani yang berarti tanda atau bercak. Pemberian istilah ini ditujukan kepada orang-orang yang berbeda dalam segi fisik, mental, maupun moral. Menurut teori Erving Goffman (1968), “Stigma merupakan atribut, perilaku, atau reputasi untuk membedakan seseorang yang mendiskreditkan.” Pada praktiknya berupa perlakuan berbeda terhadap seseorang dengan menjelekkan, menganggap lemah, atau menganggap berbahaya sehingga orang tersebut direndahkan oleh masyarakat umum. Hal tersebut menimbulkan prasangka buruk dan diskriminasi yang dilakukan oleh suatu masyarakat.

Dalam serial anime Naruto, terdapat pemberian stigma yang cukup kejam kepada sang tokoh utama saat masa kecil. Uzumaki Naruto diceritakan sebagai yatim piatu yang selalu membuat onar di Desa Konoha. Tentu saja hal tersebut ia lakukan untuk mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Mungkin hal seperti itu bisa dimaklumi karena memang faktanya Naruto kurang beruntung daripada anak-anak yang sejak kecil tumbuh dan dibesarkan oleh orang tua.

Namun tak hanya itu saja faktornya, ada sebuah perlakuan aneh oleh masyarakat terhadap Naruto yang bahkan dirinya sendiri tidak tahu kenapa. Naruto selalu dijauhi dan tidak begitu diterima oleh orang-orang. Hingga akhirnya sebuah fakta menyakitkan diterima Naruto dari mulut bangsat Mizuki, sembari mengumpatnya dengan sebutan “Rubah Iblis”. Sebuah rahasia besar bahwasannya Naruto adalah tempat disegelnya Kyuubi atau monster rubah yang pernah menyerang desa dan membunuh sebagian penduduk termasuk orang tua guru Iruka. Bisa dibayangkan betapa hancurnya hati Naruto mengetahui hal tersebut di usianya yang masih bocah.

Baca Juga  Jujutsu Kaisen: Tentang Perempuan dan Feminisme

Pada episode kedua di serial animenya, kembali diperlihatkan adanya stigma “Bocah Kyuubi” atau dalam subtitle lama dikatakan “Siluman Rubah Iblis” yang ditujukan Naruto yang masih bocah. Tepatnya di saat Naruto diomeli kakek Hokage Ketiga. Pada adegan tersebut sesaat setelah Naruto memberi surprise jurus mesumnya yaitu Oirooke no jutsu kepada sang kakek hokage hingga mimisan.

Masuklah cucu laknat Konohamaru yang tiba-tiba masuk dan menyerang kakek hokage, namun dirinya malah terpeleset konyol. Kemudian hadir guru elite Ebisu yang menyusul muridnya Konohamaru, seketika ia kaget karena ada Naruto di sana. Sebuah kalimat dengan suara hati yang penuh kebencian pun terdengar, “Kalau tak salah dia Si Bocah Kyuub. Orang yang paling kubenci sejak dulu.” Tak hanya itu, pada saat Konohamaru terobsesi dengan Naruto dan ingin menjadikannya panutan sesat yang mengajarkan Oirooke no jutsu, sang guru elite Ebisu mencarinya dan kembali bertemu Naruto membatinlah ia dengan tatapan sinis, “Rubah Iblis itu.” Lebih parahnya ketika Konohamaru memperlihatkan jurus mesum barunya sang guru elite sesumbar berkata, “Berandal itu akan membuatmu menjadi bodoh.”

Sungguh-sungguh terlalu memang Ebisu ini. Karakter Ebisu hanyalah salah satu orang yang terpengaruh dan termakan stigma buruk terhadap Naruto. Ya, ia sekadar perwakilan saja dari sebagian besar penduduk desa Konoha yang membenci Naruto.

Baca Juga  Orang Jahat Lahir Dari Orang Baik yang Dibuat Menunggu

Sebenarnya pernah dijelaskan oleh sang kakek hokage, bahwa harapan disegelnya Kyuubi di tubuh Naruto oleh Yondaime Hokage adalah agar penduduk desa menganggapnya pahlawan yang menyelamatkan Konoha. Sungguh miris yang terjadi malah sebaliknya, sebagian penduduk desa menganggapnya jelmaan Kyuubi dan takut membahayakan desa. Kakek Hokage meminta para penduduk merahasiakan apa yang terjadi pada Naruto demi kesehatan mentalnya. Namun, penduduk desa yang terlalu khawatir dan takut dengan Kyuubi menceritakan kepada anak keturunannya. Sehingga anggapan tersebut menyebar sebagai hoax di Konoha yang kemudian berakhir menjadi stigma buruk bagi Uzumaki Naruto.

Ketika penduduk desa menjauhi dan menolak keberadaannya, hal tersebut akan terlihat di mata Naruto dan menyadarinya. Menghadapi perlakuan aneh penduduk desa terhadapnya, Naruto memiliki cara uniknya dengan terus berbuat onar.

Ya, itu hanya cara mendapat perhatian orang-orang untuk mengisi kekosongan hatinya. Karena sebenarnya kesepian itu rasanya begitu menyakitkan. Naruto menjalani masa kecilnya yang begitu berat menghadapi musuh tak terlihat berupa stigma masyarakat. Naruto telah mengalami banyak hal, kesulitan demi kesulitan demi sebuah pengakuan. Hingga akhirnya Naruto menemukan seseorang yang menerimanya, yakni guru Iruka. Ia harus banyak menghadapi segala kesulitan hanya untuk menemukan seseorang tersebut. Adanya bentuk pengakuan bahwa Naruto bukan hanya wadah Kyuubi, melainkan Uzumaki Naruto adalah ninja yang hebat merupakan pondasi awal seorang Naruto menemukan motivasi dalam hidupnya. Maka dari itu, jalan hidup Naruto begitu sederhana yaitu mendapatkan sebuah pengakuan. Impian Naruto adalah menjadi hokage yang diakui penduduk desa. Dia tak pernah menarik kata-katanya. Karena itulah, jalan ninjanya.

Baca Juga  Falsafah Haikyuu: Kemenangan Datang dari Keharmonisan

Penulis: Muhammad Faiz Shidqi

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Konoha yang ingin segera mungkin menjadi Jonin dengan gelar S.Sos setelah sekian lama melakukan misi tingkat A berupa skripsi. instagram: @faizsusujahe