Wednesday , October 15 2025
Bajak Laut Topi Jerami Mencari Kebenaran dengan Melawan Rezim Kemapanan

Bajak Laut Topi Jerami Mencari Kebenaran dengan Melawan Rezim Kemapanan

Yang membuat serial anime One Piece menarik bagi saya selain alur ceritanya ialah pilihan Eichiro Eichiro Oda menjadikan bajak laut sebagai protagonis utama. Yap, Monkey D. Luffy beserta kru bajak laut Topi Jerami merupakan lakon dalam anime ini. Berbeda dengan anime-anime lain, sebut saja salah satunya, Naruto. Di Naruto jelas siapa yang menjadi protagonis dan antogonis. Alur kisahnya pun tak sulit ditebak karena memang yang dilawan Naruto adalah tokoh-tokoh antagonis yang sedari awal kisah sudah dimunculkan.

Di serial One Piece, ceritanya berbeda. Bajak laut (dalam hal ini adalah kru Topi Jerami) yang seringkali lazim dianggap sebagai perwujudan kekuatan antagonistik, oleh Oda Sensei justru dijadikan sebagai protagonis- meski tak semua bajak laut dijadikan protagonis. Sementara sejak awal, Oda Sensei menampilkan angkatan laut sebagai antagonis. Sekalipun Garp, kakek Luffy sendiri adalah angkatan laut.

Sebagai contoh Kapten Morgan, antagonis yang juga merupakan salah satu perwira angkatan laut yang dimunculkan Oda Sensei di awal-awal alur cerita One Piece. Atau seorang Fleet Admiral saat ini, yaitu Sakazuki Akainu. Kemudian ada Admiral Kizaru, bahkan Gorosei (Lima Bintang Tetua) atau kepala pemerintah dunia adalah tokoh-tokoh antagonis. Dan masih banyak lagi tokoh yang dijadikan Oda Sensei sebagai antagonis dari angkatan laut. Terlalu panjang daftarnya jika saya sebutkan satu-persatu di sini.

Dari sini Oda Sensei kelihatannya hendak menyelipkan pesan kepada para penikmat anime One Piece. Pesan yang hendak mengajak kita untuk mempertanyakan ulang tentang arti sebuah kemapanan atau status quo di bawah tatanan rezim dunia saat ini. Agar lebih mudah, saya akan memberikan contoh bagaimana rezim kemapanan di Indonesia bekerja.

Baca Juga  Memaknai Kehidupan Selayaknya Kaori Miyazono

Tiap kali terjadi demonstrasi besar-besaran untuk menolak undang-undang absurd yang bertentangan dengan prinsip kesejahteraan rakyat, pemerintah melalui institusi resminya yaitu Isilop, tentu bakal selalu mencari antagonis untuk disalahkan. Sebagai contoh, pada demonstrasi yang menolak Undang-undang Cipta Kerja tahun 2020 kemarin. Narasi-narasi yang digulirkan oleh ‘rezim kemapanan’ saat itu kurang lebih menyebut bahwa dalang di balik demonstrasi penolakan UU Ciptaker yang digelar secara kolosal hampir di seluruh kota di Indonesia adalah kelompok anarko.

Dan karena yang mendalangi demonstrasi besar-besaran itu adalah kelompok anarko yang notabene selama ini digambarkan sebagai kelompok anti kemapanan, anti negara-bangsa dan anti Pancasila, maka Isilop seakan punya legitimasi untuk menggunakan cara-cara represif dalam menangani mereka. Sehingga ketika ada korban yang berjatuhan, pemerintah tak punya beban untuk cuci tangan. “Kan mereka adalah musuh Pancasila, musuh NKRI harga modar!”

Keuntungan yang didapat pemerintah dari strateginya ini setidaknya ada dua. Pertama, pemerintah berhasil menyembunyikan kinerja brutalnya dalam menangani demonstrasi dengan cara-cara yang represif. Kedua, pemerintah hendak membungkam suara-suara rakyat dengan cara mengaburkan fakta. Pemerintah menggulirkan narasi bahwa demonstrasi disetir oleh kelompok anarko. Dan kelompok anarko, bukan bagian dari rakyat. Ia adalah setan biang kerusuhan yang halal untuk digebuk, diberangus, dan dibantai.

Padahal sebagian besar peserta demonstrasi UU Cipta Kerja kemarin adalah mahasiswa. Selebihnya adalah buruh yang terancam hak-haknya, para petani yang takut kehilangan tanahnya karena ekspansi industri, dan para seniman yang khawatir jika kebebasan berekspresinya direnggut oleh UU absurd tersebut.

Baca Juga  Analisis Politik Dinasti Dalam Kontestasi Pemilihan Hokage di Konoha

Hal-hal yang telah saya utarakan di atas persis seperti yang terjadi di dalam anime One Piece, angkatan laut dan pemerintah dunia juga berlaku demikian. Motif angkatan laut dalam memburu bajak laut jelas, yaitu demi keamanan dan kemapanan. Sedikit berbeda dengan yang terjadi di dunia nyata, yang hendak disembunyikan oleh rezim kemapanan di dunia One Piece adalah sejarah kebenaran Abad Kekosongan. Dan Abad Kekosongan ini ada kaitannya dengan harta karun One Piece. Kata Sirohige sebelum ia wafat di medan perang marineford, “Saat seseorang berhasil menemukan harta itu, dunia akan menjadi kacau!”

Saat ini, kelompok bajak laut Topi Jerami dan hampir seluruh kelompok bajak laut di New World yang dicap oleh angkatan laut dan pemerintah dunia sebagai pembuat onar dan kerusuhan, sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan harta itu. Dari berbagai cuplikan cerita yang ada, sejarah. Abad Kekosongan berhubungan erat dengan sejarah kaum Naga Langit. Kaum Naga Langit atau Tenryubito merupakan kelompok yang sangat berkuasa dalam dunia One Piece.

Mereka dikenal sebagai “dewa” yang berada di kasta tertinggi manusia. Namun kelakuan mereka sungguh biadab dan berperikemanusiaan. tak

Sementara angkatan laut dan pemerintah dunia justru melindungi mereka.

Angkatan laut dan pemerintah dunia tentu takut apabila harta karun One Piece ditemukan oleh bajak laut. Karena memang ada sesuatu yang besar yang hendak ditutupi. Dan hal itu ada kaitannya pula dengan kebusukan kaum Naga Langit atau Tenryubito. Oleh karena itu mereka menggunakan berbagai macam cara untuk membungkam dan memburu bajak laut agar tak leluasa berlayar di lautan bebas.

Baca Juga  Anti Natalisme dan Cita-cita Euthanasia Zekke Yeager

Salah satu upayanya adalah, menetapkan harga buron terhadap setiap kepala bajak laut. Bahkan harga buron ini semakin naik ketika bajak laut tersebut dianggap semakin berbahaya, atau semakin dekat dengan harta karun One Piece. Seperti para Yonkou (empat kaisar lautan) yang harga buronnya menyentuh angka 4 miliar belly, kecuali Marshal D Teach, yang baru berada di harga buron 2 miliar.

Kebebasan bajak laut dianggap sebagai hal yang berbahaya dan mengancam. Tapi justru di sini lah Oda Sensei hendak menyelipkan pesan kepada para penikmat anime One Piece mengapa yang dijadikan tokoh protagonis adalah Monkey D Luffy beserta kelompoknya yang notabenenya adalah bajak laut. Pesan Oda yang saya tangkap adalah: bahwa yang bermasalah itu sejatinya adalah kebiasaan, keteraturan, dan orang-orang yang mau menjaga tatanan. Yang bermasalah adalah mereka yang menganggap orang- orang yang hendak menyingkap kebenaran di balik bobroknya rezim kemapanan dan pemerintah dunia di anime One Piece sebagai perusak tatanan.

Penulis: Rusda Khoiruz Zaman

Seorang mahasiswa yang mendambakan lulus tepat waktu. Kadang-kadang menyimak teori konspirasi anime One Piece, seringkali tidak. Bisa kalian temui di IG rusda_khoiruz atau Twitter @maaaan_anyatiga