Ada dan tiada, apakah manusia itu sesungguhnya ada atau diadakan? Bagaimana dengan identitas dan personalitas yang melekat pada diri kita sebagai manusia? Johan Liebert merupakan anak dari pasangan manusia unggul memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata, tidak mengherankan jika dia mempunyai pemikiran dan nilai fundamental yang mampu menjawab pertanyaan itu. Pada semesta Monster Johan mempunyai dunia sendiri yang tidak dapat dilihat oleh orang lain kecuali jika dia merestuinya, dunia yang dapat menjawab persoalan manusia tentang eksistensi.
Manusia cenderung ingin diakui keberadaannya akan tetapi mereka tidak menyadarinya bahwasanya saat mereka lahir manusia hanyalah sebuah subjek tanpa nama. Lalu sebenarnya apa yang dimaksudkan Johan dengan dunia tanpa nama?
Johan selaku anak yang direncanakan sebagai pemimpin kebangkitan kelompok komunis-fasis ini ternyata mempunyai pikiran yang berbeda, dia merasa bahwasaya menjadi elit atau penguasa hanyalah hal yang bodoh, tujuan untuk menang dan mengalahkan yang lain demi keberlangsungan kelompok/ras adalah sebuah peristiwa yang berputar-putar saja. Saat yang menang akan dapat kebahagiaan, dan yang kalah sebaliknya mendapatkan kesakitan. Setelah itu muncul dendam dari mereka yang kalah untuk bisa membalikan keadaan itu, dan akhirnya siklus tersebut tak akan pernah berhenti karena kita manusia hanya meributkan soal eksistensi: yakni pengakuan atas segala pengakuan dari sesama makhluk.
Johan memiliki konklusi dari dunia ini bahwasanya manusia itu adalah subjek yang awalnya tidak ada, kita tidak bisa ada kalau tidak ada yang mengadakan, dan saat lahir kita hanyalah subjek yang diberi nama, lalu baru lah muncul kita dengan identitas dan personalitas yang melekat karena dampak dari lingkungan. Pada akhirnya pikiran itu membawa dia menjadi seorang pembunuh berantai yang mutakhir, dia bertujuan untuk menghilangkan eksistensi dirinya dari pikiran orang lain demi menuju kemurnian yang sejati.
Dia juga beberapa kali kerap memberi tahu kepada orang-orang tentang dunia yang dia lihat terutama pada elit-elit yang gila terhadap eksistensi, dan dia juga menyinggung manusia yang masih percaya dengan nilai kesetaraan di atas dunia yang manusia pijak ini.
Johan berpendapat bahwasanya jika manusia mencari keadilan atau dunia yang setara itu hanyalah sebuah utopia belaka, karena satu- satunya hal yang setara bagi manusia hanyalah kematian. Jendral Helmut Wolf adalah salah satu orang yang menyaksikan dunia tanpa nama Johan Liebert, dia akhirnya sadar bahwa apa yang dipikirkan Johan ternyata adalah suatu pemahaman fundamental yang mungkin saja tidak ada manusia yang sadar akan hal itu selain Johan.
Dokter Tenma juga tercengang saat mengetahui isi kepala si anak jenius itu, sebagai seorang dokter, Tenma mempunyai prinsip bahwasaanya semua nyawa manusia adalah setara, tapi akhirnya prinsip itu tersangkalkan oleh keyakinan Johan.
Dengan menjadi pembunuh berantai mungkin itu bisa dibilang sebagai sebuah jalan sunyi yang ditempuh olehnya untuk mencari sebuah kemurnian tunggal selayaknya seorang sufi. Nilai yang dipegang oleh Johan memang tidak tersangkalkan kebenarannya, akan tetapi cara dia untuk menuju tujuannya itulah yang mungkin salah kaprah. Mungkin saja di episode akhir saat Johan terlihat kabur dari rumah sakit, dia sedang lari menuju bumi nusantara untuk mencari tahu jawaban dari apa-apa saja yang dia perselisihkan, sekaligus mencari kebenaran sejati dengan mencoba menyatu kepada yang Satu.
Penulis: Irland Hadyan